Laman

Jumat, 27 Mei 2011


 
1. Gambar Design.
Di tahap yang paling awal inilah semua ide dan gagasan dituangkan untuk mendapatkan sebuah gambar design. Bisa jadi proses ini memakan waktu paling lama, karena disinilah tahap yang akan menghasilkan rancangan arsitektur yang akan digunakan sebagai acuan ke tahap-tahap selanjutnya. Di tahap ini, komunikasi yang intens antara konsultan arsitek dan klien sangat penting. Jangan sampai kemauan klien tidak tersampaikan atau sebaliknya, saran-saran penting dari konsultan arsitek tidak dimengerti klien.

Sebagi gambaran, si arsitek akan membuat sketsa design arsitektur yang akan didiskusikan bersama dengan klien. Bentuk penyajian design arsitektur ini dapat bermacam-macam, dari sketsa tangan sampai gambar 3D dengan komputer. Hasil akhirnya adalah gambar design arsitektur yang sudah disetujui klien, lengkap dengan denah layout, tampak, potongan, detail design, serta spesifikasi bahannya.

2. Gambar Kerja
Setelah gambar design arsitektur selesai, akan dibuat lagi gambar yang lebih detail disebut gambar kerja. Gambar kerja lengkap dengan ukuran yang sudah fixed, jenis bahan serta keterangan lain yang sejelas-jelasnya karena gambar ini yang menjadi acuan saat pelaksanaan renovasi fisik arsitektur rumah atau pembangunan.

Gambar design arsitektur harus sudah disepakati dari awal dan tidak mengalami perubahan-perubahan lagi di tengah jalan. Karena perubahan sekecil apapun pada design arsitektur akan mempengaruhi gambar kerja. Proses ini akan memakan waktu dan tenaga lagi.

Dalam tahap ini, hasil gambar yang diberikan oleh konsultan arsitek mencakup banyak detail, termasuk gambar instalasi listrik, air, rencana plafon, detail fondasi dan gambar-gambar arsitektur yang berkaitan dengan struktur lainnya.

3. Rencana Anggaran Biaya
Tahapan ini baru dapat dilakukan setelah design arsitektur bangunan tergambar dengan lengkap, karena dalam menghitung biaya, spesifikasi, dan volume meterial yang digunakan akan menjadi salah satu acuan. Dalam anggaran biaya, tercakup jumlah material yang digunakan serta biaya pembelian material. Biaya jasa kontraktor dan ongkos pekerja juga termasuk disini.

Sering orang meremehkan penghitungan RAB ini dan hanya mengira-ngira dengan menghitung luasan bangunan. Padahal dengan perhitungan yang mendetail, kemungkinan sisa bahan dapat dikurangi. Pembelian bahan pun dapat diatur dengan efisien waktunya. Ujung-ujungnya, pelaksanaan renovasi pun tidak mundur dari jadwal yagn berakibat membengkaknya biaya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar